Selasa, 09 Oktober 2012

Induksi Matematika

Pengertian Induksi matematika
Induksi Matematika adalah cara standar dalam membuktikan bahwa sebuah pernyataan tertentu berlaku untuk setiap bilangan asli. Pembuktian dengan
cara ini terdiri dari dua langkah, yaitu:
1. Menunjukkan bahwa pernyataan itu berlaku untuk bilangan 1.
2. Menunjukkan bahwa jika pernyataan itu berlaku untuk bilangan n, maka pernyataan itu juga berlaku untuk bilangan n + 1.

Prinsip Induksi matematika  
Prinsip Induksi matematika sering digunakan sebagai cara untuk membuktikan berlakunya suatu hubungan atau dalil. Prinsip Induksi matematik menyatakan bahwa :
S adalah himpunan bilangan asli yang memenuhi suatu hubungan.
Jika : (a) 1 Є S
(b) k Є S berakibat ( k+1 ) Є S
Maka S memuat semua bilangan asli yaitu S = N

Contoh penggunaan Induksi matematika
Contoh 1
Buktikan 1 + 2 + 3 +… + n =  untuk setiap n Є N,
Bukti : 1. Menunjukkan bahwa pernyataan tersebut benar untuk n = 1.
Jelas sekali bahwa jumlah 1 bilangan asli pertama adalah  = 1
Jadi pernyataan tersebut adalah benar untuk n = 1.
2. Menunjukkan bahwa jika pernyataan tersebut benar untuk n = k, maka
pernyataan tersebut juga benar untuk n = k+1.
Hal ini bisa dilakukan dengan cara:
a. Mengasumsikan bahwa pernyataan tersebut benar untuk n = k,
yaitu
1 + 2 + ::: + k = 
b. Menambahkan k + 1 pada kedua ruas, yaitu
1 + 2 + ::: + k + (k + 1) = + (k + 1)
c. Dengan menggunakan manipulasi aljabar, diperoleh
+ (k + 1) = 
=
Dengan demikian
1 + 2 + ::: + k + (k + 1) = 
Jadi pernyataan tersebut benar untuk n = k + 1.
Dengan induksi matematika dapat disimpulkan bahwa pernyataan tersebut
berlaku untuk setiap bilangan asli n. Secara formal Induksi Matematika ini bisa didefinisikan sebagai berikut.
S(n) = adalah suatu pernyataan yang memenuhi suatu hubungan di dalam N
N = himpunan bilangain asli
1. S(1) benar.
2. Jika S(n) benar, maka S(n + 1) benar.
Sehingga S(n) benar untuk setiap bilangan asli n.
Langkah 1 disebut dengan Langkah Dasar, sedangkan Langkah 2 disebut
dengan Langkah Induktif.
Contoh 2
Tentukan pola yang menyatakan jumlah yang dicari dari deret :
2 + 5 + 8 + 11 + 14 + …+ (3n-1)
2 = 2 = 
2 + 5 = 7 = 
2 + 5 + 8 = 15 =  =
2 + 5 + 8 + 11 = 26 = 
2 + 5 + 8 + 11 + 14 = 40 = 
Pola yang Nampak dan dapat di duga dari lima kasus atau keadaan diatas adalah :
2 + 5 + 8 + 11 + 14 + …+ (3n-1) =  untuk n Є N
Sekarang dapat diusahakan untuk membuktikan kebenaran dari pola yang diduga dengan menggunakan prinsip induksi matematika .
Buikti : Misal S adalah himpunan bilangan asli n yang memenuhi hubungan.
1 Є S , menyatakan pernyataan itu benar dengan n = 1,
maka  = 2
anggaplah k Є S yaitu :
2 + 5 + 8 + 11 + 14 + …+ (3k-1) = 
Tunjukan (k+1) Є S, maka tunjukan bahwa ;
2 + 5 + 8 + 11 + 14 + …+ (3k-1) + (3(k+1) -1 )
2 + 5 + 8 + 11 + 14 + …+ (3k-1) + (3(k+1) -1 )
= + ( 3 ( k + 1 ) -1 )
=  + (3k+2)
= 
Jadi sesuai dengan prinsip induksi matematika ,
2 + 5 + 8 + 11 + 14 + …+ (3n-1) =  untuk n Є N
Untuk mencari jumlahn suku n yang pertama suatu deret , biasanya digunakan suatu rumus yang telah dijabarkan terlebih dahulu , misalnya untuk deret hitung ( tambah , aritmatika ) dan deret ukur ( kali , geometri ) :
Deret hitung : Sn = a + (a + b) + (a+2b) + …+ (a+(n-1)b)
Untuk a adalah suku utama dan b adalah beda
n( a + Un )
Un = a + (n-1)b
Un adalah suku ke n
maka, Sn = n (a + a + (n-1)b)
= n(2a + (n-1)b)
Sn adalah jumlah n suku pertama
Contoh : Carilah suku ke 50 dan hitunglah jumlah suku ke 50 dari deret
2 + 4 + 6 + 8 + …
b = 2, a = 2
maka U50 = 2 + (50-1)2
= 2 + 98
= 100
S50 = .50(2.2 + (50-1)2)
= 25(4 + 98)
= 2550
deret ukur : S(n) = a =+ ap + ap2 + … + apn-1
a adalah suku pertama dan p adalah rasio atau pembanding
p = 
Sn= a,untuk p < 1
dan
Sn = a, untuk p>1
Sn adalah jumlah n suku pertama
Un = apn-1
Un adalah suku ke n
Contoh : 1.tentukan suku ke 10 dan jumlah 10 suku suku pertama dari
1 + 3 + 9 + 27 + …
Diketahui, a = 2 p = 3
Maka, U10 = 2.39
= 19683
S10 = 2
= 29524
Contoh 2 :
Tentukan suku ke 6 dan jumlah 6 suku pertama dari
+ + + …
Diketahui, a=  p = 
Maka, U6 = .
=
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar